Terkait dengan proses komunikasi memusat dalam kegiatan penyuluhan tersebut, dapat ditarik pokok-pokok pemahaman sebagai berikut:
1) Proses komunikasi di dalam penyuluhan, harus merupakan proses komunikasi timbal-balik, dan bukannya komunikasi searah yang sering dilakukan di dalam proses penerangan yang dilakukan melalui media-masa.
2) Kedudukan penyuluh adalah sejajar dengan kliennya dan stakeholder yang lain. Artinya, setiap penyuluh harus menghargai dan mau mendengarkan respon yang diberi-kan oleh masyarakat yang menjadi kliennya, dalam proses belajar bersama.
3) Respon yang diberikan oleh klien, tidak harus sesuai dengan yang diharapkan oleh penyuluhnya. Yang penting, selama komunikasi harus terjadi interaksi yang saling menghargai pendapat pihak yang lainnya, sebagai masuk-an yang perlu dipikirkan sebagai rangsangan terjadinya proses belajar. Dengan demikian, semua pihak benar-benar mengalami proses belajar bersama.
Agar penyuluhan dapat berlangsung sebagaimana yang diharapkan, perlu perhatian terhadap “kejelasan komunikasi” yang sangat tergantung kepada beberapa unsur komunikasinya, yaitu:
1) Unsur penyuluh dan sasarannya, yang merupakan unsur-unsur utama yang menentukan keberhasilan komunikasi Di dalam kegiatan penyuluhan, sering muncul gangguan komunikasi yang disebabkan oleh:
b. Kesenjangan tingkat pengetahuan penyuluh dan sasaran,
c. Sikap yang kurang saling menerima dengan baik, dan,
d. Perbedaan latar belakang sosial budaya yang dimiliki oleh penyuluh dengan sasarannya.
Karena itu, penyuluh sangat dituntut untuk selalu berusaha:
a. Meningkatkan ketrampilannya berkomunikasi,
b. Menyampaikan pesan dengan cara/bahasa yang mudah dipahami,
c. Bersikap baik (meskipun sadar tidak disukai),
d. Memahami, mengikuti, atau setidak-tidaknya tidak me-nyinggung nilai-nilai sosial budaya sasaran (meskipun dia sendiri benar-benar tidak menyukainya).
2) Unsur pesan Persyaratan utama agar pesan dapat diterima dengan jelas oleh sasaran, haruslah:
a. Mengacu kepada kebutuhan masyarakat, dan disam-paikan pada saat sedang dan atau segera akan dibutuh-kan.
b. Disampaikan dalam bahasa yang mudah dipahami
c. Tidak memerlukan korbanan yang memberatkan
d. Memberikan harapan peluang keberhasilan yang ting-gi, dengan tingkat manfaat yang merangsang.
e. Dapat diterapkan sesuai dengan kondisi (pengetahuan, ketrampilan, sumberdaya yang dimiliki/dapat diusaha-kan) masyarakatnya.
3) Unsur media/saluran komunikasi Agar pesan dapat diterima dengan jelas, maka saluran yang digunakaan harus terbebas dari gangguan. Baik gangguan teknis (jika menggunakaan media masa), ataupun gangguan sosial budaya dan psikologis (jika menggunakan media antar pribadi). Di lain pihak, pilihan media yang akan digunakan, perlu disesuaikan dengan selera masyarakat setempat, dengan senantiasa mempertimbangkan kemampuan sumberdaya (dana, ketrampilan, dan peralatan yang tersedia). Tentang hal ini, harus dipahami bahwa media-masa (elektonik) yang modern, canggih dan mahal tidak selalu lebih efektif dibanding media inter-personal dan media-tradisional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar